Muhaiminul Qayyum b. Zakaria
No.siri: 120
Sejalan dengan pergeseran makna pembelajaran
dari pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher oriented) ke
pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student oriented), maka peran guru
dalam proses pembelajaran pun mengalami pergeseran, salah satunya adalah
penguatan peran guru sebagai motivator.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai
motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar
siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif
membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa
yang efektif.
Dalam perspektif management mahupun psikologi, kita dapat menjumpai
beberapa teori tentang motivasi (motivation) dan pemotivasian (motivating) yang
diharapkan dapat membantu para manager (baca: guru) untuk mengembangkan
keterampilannya dalam memotivasi para siswanya agar menunjukkan prestasi
belajar atau kiriernya secara unggul. Tetapi demikian, dalam praktiknya memang harus diakui
bahwa upaya untuk menerapkan teori-teori tersebut atau dengan kata lain untuk
dapat menjadi seorang motivator yang hebat bukanlah hal yang sederhana,
mengingatkan begitu kompleksnya masalah-masalah yang berkaitan dengan perilaku
individu (siswa), baik yang terkait dengan faktor-faktor internal dari individu
itu sendiri mahupun keadaan eksternal yang mempengaruhinya.
Terlepas dari kompleksitas dalam kegiatan pemotivasian
tersebut, dengan merujuk pada pemikiran Wina Senjaya (2008), di bawah ini
dikemukakan beberapa petunjuk umum bagi guru dalam rangka meningkatkan motivasi
belajar siswa
- Memperjelas
tujuan yang ingin dicapai.
- Membangkitkan
minat siswa.
- Ciptakan
suasana yang menyenangkan dalam belajar.
- Berilah
pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan siswa.
- Berikan
penilaian.
- Berilah
komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
- Ciptakan persaingan dan kerja sama
Di samping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi
belajar siswa di atas, adakalanya motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan
cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran, dan
kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat (menantang). Namun, teknik-teknik
semacam itu hanya bisa digunakan dalam kasus-kasus tertentu. Beberapa ahli
mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara semacam itu lebih
banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara
yang positif, sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari.
No comments:
Post a Comment