Ditulis : Nor Hasmiza Binti Mustafa.
No Siri : 019 / No Matrik : 14021126.
Dalam
Islam,menentukan dan memilih pemimpin adalah sesuatu perkara yang sangat
penting bahkan ia menjadi kewajipan bagi kita
semua. Ini dapat dibuktikan dalam sejarah Islam apabila wafatnya junjungan
besar Nabi kita Muhammad S.A.W,maka seorang khalifah akan terus dilantik
menjadi pemimpin bagi menggantikan baginda S.A.W,sebelum pemakaman baginda
S.A.W dilangsungkan.
Ijmak
sahabat sepakat bahawa haram hukumnya kaum
muslimin hidup tanpa adanya seorang khalifah atau pemimpin lebih dari tiga hari
tiga malam.Ini berdalilkan sabda Nabi Muhammad S.A.W maksudnya “Apabila keluar
tiga orang dalam bermusafir maka hendaklah dilantik seorang ketua”.(Hadis
Riwayat Abu Daud)
Ini
bermakna kepentingan melantik pemimpin untuk menggantikan kepimpinan yang telah
berlalu untuk mengurus hal ehwal Islam dan melaksanakan kemaslahatannya adalah wajib.Atas
sebab inilah Islam begitu mengambil berat soal melaksanakan pemilihan pemimpin
dalam semua peringkat kehidupan.
Setiap
manusia yang terlahir kedunia ini dilahirkan sebagai seorang pemimpin, paling
tidak ia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri.Seorang pemimpin pasti akan
berimbas pada setiap apa yang di pimpinnya. Pemimpin pada dasarnya adalah
pautan bagi setiap yang di pimpinnya. Mulai dari rambutnya hingga ujung
kakinya. Artinya dari setiap perkataan dan perbuatannya seorang pemimpin adalah
pautan seutuhnya bagi yang di pimpinnya. Oleh karena itu, sebenar-benarnya
pemimpin adalah amanah yang harus dijalankan dengan baik dan benar, benar
menurut Agama(Islam) dan juga benar menurut aturan negaranya.Allah kelak akan
meminta dipertanggung jawabakan atas apa yang dipimpinnya atau dalam
kepemimpinanya. Maka dari itu, ada beberapa kriteria pemimpin dalam islam,
diantaranya:
1.
Niat Yang Baik
Melandasi segala sesuatu dengan niat yang baik merupakan cerminan pribadi yang baik pula, tak terkecuali dalam hal kepemimpinan. Bila seseorang menerima amanah sebagai seorang pemimpin, hendaklah landasannya dengan niat yang baik sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah.Dalam hadis yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim, dari Amr al-Mu’minin, abu hafsh ‘Umar bin khathtab r.a. menjelaskan bahwa ia mendengar dari Rasulullah SAW. Bersabda:
Melandasi segala sesuatu dengan niat yang baik merupakan cerminan pribadi yang baik pula, tak terkecuali dalam hal kepemimpinan. Bila seseorang menerima amanah sebagai seorang pemimpin, hendaklah landasannya dengan niat yang baik sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah.Dalam hadis yang diriwayatkan oleh bukhari dan muslim, dari Amr al-Mu’minin, abu hafsh ‘Umar bin khathtab r.a. menjelaskan bahwa ia mendengar dari Rasulullah SAW. Bersabda:
“sesungguhnya
setiap amal dan perbuatan bergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap
orang(akan dibalas) sesuai niatnya. Barang siapa hijrahnya karana Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa
hijrahnya karana hal dunia yang ingin digapainya atau karana wanita yang ingin
di nikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan yang di niatkannya tersebut”Oleh
karana hal itu, maka hendaknya menjadi pemimpin itu hanya karana mencari redha
Allah maka dari itu, jawatan adalah tanggungjawab sekaligus beban, bukan
kesempatan mahupun kemuliaan.
2. Tidak Meminta Jawatan tersebut
Rasulullah
SAW. Bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah r.a:
“wahai
Abdurrahman bin Samurah! Jangan kamu meminta untuk menjadi pemimpin.
Sesungguhnya jika kepimpinan diberikan kepadamu karana diminta, maka kamu akan
memikul tanggungjawab sendirian, dan jika kepimpinan itu diberikan kepadamu
bukan karana diminta, maka kamu akan dibantu untuk menanggungnya.”(H.R
Bukhari-Muslim).Maka jelas bahwa pemimpin yang akan dipimpin merupakan amanah.
3. Beriman kepada Allah dan Beramal Soleh
Sudah
menjadi syarat wajib tentang hal ini. Pemimpin yang baik adalah yang beriman
kepada Allah, beramal shaleh, menjalankan perintah Allah dan Rasulnya. Semua
itu merupakan jalan kebenaran yang akan membawa ke arah yang damai, tenteram
dan bahagia dunia dan akhirat.
4.
Berpegang pada hukum Allah
salah satu kewajiban pemimpin yang utama adalah berpegang pada hukum Allah. Sebagaimana dalam Al-Quran: “Dan hendaklah kamu memutus perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka.”(al-Maaidah:49).
5.
Adil dalam setiap perkara
Pemimpin dalam Islam di tuntut adil dalam setiap mengambil keputusan atau memutus perkara, karana kebijaksanaan pemimpin akan sangat berpengaruh pada setiap yang di pimpinnya. Rasulullah SAW. Bersabda:”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan. Atau akan dijerumuskan oleh kezalimannya”.(Riwayat Baihaqi dari Abu Khurairah dalam kitab al-Kabir).
6.
Menasihati rakyat
Seorang pemimpin harus memimpin siapa sahaja yang di pimpinnya, dalam hal ini termasuk pemimpin yang boleh menentramkan dengan menasihati. Rasulullah SAW. Bersabda:”Tidaklah seorang pemimpin yang memegang urusan kaum muslimin lalu ia tidak bersungguh-sungguh dan tidak menasihati mereka, kecuali pemimpin itu tidak akan masuk syurga bersama mereka yang di pimpinnya”.
7.
Tegas
Merupakai sikap pemimpin yang baik jika ia bisa tegas(yang benar katakan dengan benar, yang salah katakan salah) dan tentunya melaksanakan hukum yang sesuai dengan yang Allah dan Rasulnya perintahkan.
8.
Lemah Lembut
Doa Rasulullah SAW. “Ya Allah, barang siapa mengurus satu perkara umatku lalu ia mempersulitnya, maka persulitlah ia, dan barang siapa yang mengurus suatu perkara umatku lalu ia berlemah lembut pada mereka, maka berlemah lembutlah pada mereka.”Dengan demikian dapat di simpulkan tentang kriteria pemimpin diatas kedalam empat dasar iaitu: Sidiq(Jujur), Tablig(Menyampaikan), Amanah(Dapat Dipercaya), Fatonah(Cerdas).
No comments:
Post a Comment