099)Muhammad Sofuan bin Shaberi 15021450
Masalah antara suami istri, ataupun masalah
dengan anggota keluarga sering berlaku dalam kehidupan rumah tangga.
Faktor utama permasalahan keluarga tersebut
adalah karena kewajiban pribadi (fardhu ‘ain) tidak selesai. Fardhu ‘ain tidak
selesai, artinya hubungan antara manusia dengan Allah tidak sempurna. Jika
perlindungan Allah tidak ada, maka akan banyak masalah yang terjadi.
Berikut ini uraian singkat hal-hal apa saja
termasuk fardhu ‘ain.
Kewajiban pribadi (fardhu ain) seorang
muslim cukup banyak. Dari sisi obyek kewajiban dapat dibagi menjadi beberapa:
- Kewajiban kepada Allah & Rasul
- Kewajiban kepada sesama makhluk
Kewajiban kepada Allah dan Rasul selalu ada
bagi setiap individu muslim. Misal shalat wajib 5 waktu selalu wajib dalam
kondisi apapun. Kedangkan kewajiban kepada sesama makhluk umumnya bisa ada
ataupun tidak ada tergantung keadaan. Misalkan kewajiban-kewajiban suami kepada
istri hanya berlaku bagi seorang laki-laki yang sudah menikah.
Dari sisi cabang ilmu Islam, kewajiban
pribadi ini dapat dibagi menjadi 3 bagian:
- Kewajiban pribadi di bidang akidah / keyakinan
- Kewajiban pribadi di bidang amalan lahiriah / syariat
- Kewajiban pribadi di bidang amalan batin / akhlak
Keperibadiaan seorang muslim ada disebut
dalam hadis tentang Iman, Islam dan Ihsan yang terkenal:
Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu
berkata :
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”
Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”
Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”
Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”
Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”
Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”
Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim, no. 8]
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”
Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”
Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”
Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”
Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”
Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”
Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” [HR Muslim, no. 8]
Berdasarkan hadis tersebut, berikut ini
daftar ringkas kewajiban-kewajiban pribadi yang selalu berlaku bagi setiap
muslim.
Kewajiban Pribadi Aqidah
Kewajiban Pribadi Aqidah
Kewajiban di bidang aqidah adalah
mengetahui ilmu-ilmu akidah yang pokok dan meyakininya dengan sepenuh hati.
Akidah yang pokok terdiri dari rukun iman:
- Keyakinan kepada ALLAH dan sifat-sifatNya baik sifat-sifat yang
wajib, sifat-sifat yang mustahil dan juga sifat-sifat yang boleh.
- Keyakinan kepada para Rasul dan sifat-sifatnya.
- Keyakinan kepada kitab-kitab yang pernah diturunkan oleh Allah
seperti Al Quran, Zabur, Injil dan Taurat.
- Keyakinan kepada para malaikat.
- Keyakinan kepada akhirat yang meliputi Syurga dan Neraka serta
perkara-perkara lain yang merangkumi perkara di alam ghaib.
- Keyakinan kepada Qadha dan Qadar ALLAH.
Keenam perkara ini mesti diketahui
ilmu-ilmunya dan diamalkan.
Gambar
hiasan
Kewajiban Pribadi Syariat
Kewajiban di bidang syariat adalah
mengetahui ilmu-ilmu syariat yang pokok dan melaksanakannya dengan sempurna.
Kewajiban pribadi yang pokok terdapat dalam
rukun Islam, yaitu:
- Syahadat
- Solat
- Shaum/ Puasa Ramadhan
- Zakat
- Haji
Kewajiban Pribadi Akhlak
- Beribadah kepada Allah seakan-akan kita melihat Allah &
Allah melihat kita.
Akhlak ini sangat penting, karena tanpa
akhlak maka tidak ada kasih sayang, sedangkan dalam keluarga jika tanpa kasih
sayang maka rasanya sangat tersiksa.
Ibadah ini yang dimaksud adalah ibadah
khusus seperti shalat, puasa dsb, dan juga ibadah umum seperti semua amal kita
sehari-hari. Jika dalam beramal ada perasaan bahwa Allah itu ada, maka otomatis
perbuatan kita sehari-hari akan lebih terkawal. Jika kita hanya takut pada
undang-undang manusia, maka ketika tidak ada manusia yang mengawasi maka
perbuatan kita tidak terkawal, sangat mudah jatuh ke perbuatan maksiat.
Jika kita melakukan amal yang tidak
diketahui siapapun, kita tetap merasa bahagia karena Allah tahu apa yang kita
buat. Jika kita beramal tapi hanya mengharapkan pujian, maka amalan itu akan
membuat kita tersiksa.
No comments:
Post a Comment