Disediakan Oleh : Mohamad Ziyad Bin Mohamad Yuden
No. Siri : 098
Apakah Dosa itu dan bagaimana cara menghilangkannya. Umat Kristen
dengan doktrin penebusan dosanya meyakini bahwa dosa manusia sudah ditebus oleh
darah Yesus di tiang salib. Manusia terlalu kotor dan tidak mampu
menghilangkannya dengan kekuatan sendiri, hanya Yesuslah yang bisa menebus
segala kesalahan. Tetapi Islam tidak mengajarkan konsep penebusan dosa tersebut
tetapi Islam mengajarkan dosa bisa dihilangkan dengan tobat. Allah menciptakan
manusia tidak hanya diberikan segala kemampuan jasmaniah melainkan telah
dilengkapi juga kekuatan rohaniah, termasuk ketika dia berdosa manusia sebenarnya
telah diberi kemampuan untuk bangkit, dengan bertaubat dan menebusnya dengan
kebaikan yang lebih banyak.
Hakikat dosa bukanlah bahwa Allah menciptakan dosa lalu kemudian
sesudah ribuan tahun baru terpikir oleh-Nya untuk pengampunan dosa, tidak; tetapi
sebagaimana lalat memiliki dua sayap, di satu sayapnya terdapat penawar dan di
sebelahnya terdapat racun, demikian pula pada manusia ada dua 'sayap' satu
sayap maksiat dan yang satu lagi sayap penyesalan.
taubat dan istighfar
Tobat merupakan bukti perasaan menyesal. Ini sudah merupakan kaidah
umum bahwa jika seseorang memukul orang lain maka sesudahnya ia akan menyesal
dan merasa bersalah, seolah-olah kedua sayapnya mengepak secara bersamaan,
yaitu ketika racun beraksi terdapat pula antidotnya. Kini pertanyaannya adalah
mengapa dosa itu dibuat, mengapa manusia tidak diciptakan saja menjadi suci
semua tanpa cela sebagaimana pikiran orang-orang Kristen. Jawabannya adalah
kendatipun ia racun namun karena terdapat sifat mematahkan di dalamnya, maka ia
memiliki fungsi sebagai penawar. Racun juga apabila sudah melalui sebuah proses
maka itu akan berfungsi sebagai obat. Dari racun-racun seperti itu banyak
sekali diramu menjadi obat-obatan. Dari suatu kesalahan seorang dapat belajar
sehingga menjadi insan yang lebih kuat, yang lebih awas.
Jika tidak ada dosa maka akan muncul racun yang lain, yaitu racun
keangkuhan yang dengan itu akan menghancurkan manusia. Jadi tobat akan
berfungsi menghilangkannya. Tobat akan menghindarkan manusia dari bahaya
takabur dan ujub.
Bertobat Dengan Memperbanyak Istighfar
Sebagai seorang mukmin mestilah kita memperbanyak istighfar dan
tobat kepada Allah. Jika satu sayap sudah mengepak, artinya kita telah
diperingatkan untuk kembali kepada Allah meminta ampun, dan selanjutnya memperbaiki
kesalahan dengan tidak mengulanginya dan menggantinya dengan kebaikan-kebaikan
yang baru. Jika junjungan kita yang Mulia Nabi Muhammad saw saja masih
beristighfar setidaknya 70 kali sehari, maka apalagi kita yang seharusnya
melakukan lebih banyak lagi. Taubat itu tidak berarti hanya berlaku kepada
orang yang pada saat itu melakukan dosa, tetapi tobat juga belaku untuk setiap
kondisi sebagai penghadang dari potensi dosa yang bisa saja terjadi kemudian
hari. Ia akan menjadi pelindung, yaitu kita yang mengenali dosa itu sebagai
dosa maka ia akan lebih berhati-hati untuk menjauhi dosa tersebut.
Jika kita dengan kesungguhan hati menangis memohon ampunan kepada
Allah, maka Allah dengan sifat Ghofurnya akan memaafkan kita. Seseorang yang
terus beristighfar maka hatinya akan melihat dosa itu sebagai suatu hal yang
jijik dan ia tidak ingin mendekatinya.
Secara alami umat Islam telah tertanam rasa jijik akan daging babi,
padahal ribuan perbuatan lainnya yang kotor tetap saja dilakukan. Jadi
hikmahnya adalah Allah telah meletakkan contoh rasa jijik dan rasa tidak suka
kepada daging babi, maka rasa itu jugalah yang harus ditumbuhkan kepada setiap
perbuatan dosa. Dan hal itu bisa dilakukan dengan tobat dan memperbanyak
istighfar.
Jika dalam diri manusia telah tertanam rasa benci pada dosa dan
kemudia mengayunkan langkahnya kepada perbaikan diri, maka lama kelamaan
segenap keburukannya akan menjauh.
Yakinlah bahwa di dalam tobat terdapat buah-buah yang berlimpah.
Ini merupakan sumber mata air keberkatan. Pada hakikatnya para wali dan
orang-orang saleh adalah mereka yang bertobat dan kemudian mereka terus
istiqomah dalam tobatnya.
Oleh karena itu kita harus tingkatkan tobat kita kita jadikanlah
amal kita mendatangkan ridho sang Pemilik kita. Ingatlah bahwa hukuman dari
kekeliruan akidah kita akan diputuskan di akhirat nanti, keputusan menjadi
orang Hindu atau Kristen atau menjadi orang Islam. Tetapi orang yang aniaya
yang bergelimang dosa dan pelanggaran, di dunia ini juga ia akan mendapatkan
hukuman.
Sabda Nabi saw berikut kiranya dapat menjadikan kita hamba-hamba
yang bertobat dan memperbaiki diri.
"Allah lebih senang kepada orang yang bertobat daripada orang
yang haus menemukan air, orang yang mandul lalu punya anak, dan orang yang
tersesat lalu menemukan jalan. Dan barangsiapa bertobat kepada Allah dengan
tobat yang baik, maka Allah membuat lupa dua malaikat yang mengawasi amal
tersebut (Rakid dan Atid), seluruh anggota badannya, dan tempat dalam tanah
(kubur) terhadap kesalahan-kesalahan orang yang tobat dan dosa-dosanya."
(HR Ibnu Abbas)
Semoga Allah menerima taubat kita.
No comments:
Post a Comment