DITULIS OLEH : Muhamad Aizad
Bin Mazlan
NO. MATRIK : 14021095
NO.SIRI :104
Saat ini kita hidup dalam zaman yang amat sangat terbuka. Bahkan
karena terlalu terbukanya pergaulan dalam masyarakat, nilai-nilai agama pun
mulai ditinggalkan. Lihat saja sekarang, dengan mudah kita dapat menemukan
berbagai kemaksiatan di sekitar kita. Bahkan hal-hal yang menjurus pada
perbuatan zina terpampang di sekitar kita.
Anak-anak muda zaman sekarang seakan-akan berlomba dalam hal ini.
Begitu banyak gadis-gadis yang mempertontonkan kemolekan tubuhnya secara bebas,
hubungan dengan lawan jenis yang melewati batas, dan banyak lagi hal-hal yang
membuat perzinaan seakan-akan menjadi sesuatu yang wajar-wajar saja. Ditambah
lagi dengan lemahnya iman dan ilmu agama yang dimiliki, membuat perzinaan
semakin merajalela.
Padahal, jelas-jelas islam telah melarang kita untuk melakukan
perbuatan zina. Jangankan melakukannya, mendekati saja kita sudah tidak boleh.
Tentunya perintah untuk tidak mendekati dan melakukan perbuatan zina bukanlah
tanpa sebab. Perbuatan zina merupakan sebuah perbuatan yang keji, yang dapat
mendatangkan kemudharatan bukan hanya kepada pelakunya, namun juga kepada orang
lain.
Banyak sekali dalil-dalil baik dari Al Quran maupun hadist yang
melarang perbuatan zina ini. Dalil-dalil yang berisi larangan untuk melakukan
perbuatan zina diantaranya adalah:
Dalil Dari Al Quran:
الزَّانِيَةُ وَالزَّانِي فَاجْلِدُوا كُلَّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا
مِئَةَ جَلْدَةٍ وَلَا تَأْخُذْكُم بِهِمَا رَأْفَةٌ فِي دِينِ اللَّهِ إِن
كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا
طَائِفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ
الزَّانِي لَا يَنكِحُ إلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً
وَالزَّانِيَةُ لَا يَنكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى
الْمُؤْمِنِينَ
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah
tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan
kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu
beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman
mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. Lelaki yang berzina
tidak mengahwini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik;
dan perempuan yang berzina tidak dikahwini melainkan oleh lelaki yang berzina
atau lelakk musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang
mukmin,” (an-Nuur: 2-3).
وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk,” (al-Israa’: 32)
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ
عَلَى أَن لَّا يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئاً وَلَا يَسْرِقْنَ وَلَا يَزْنِينَ
وَلَا يَقْتُلْنَ أَوْلَادَهُنَّ وَلَا يَأْتِينَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِينَهُ
بَيْنَ أَيْدِيهِنَّ وَأَرْجُلِهِنَّ وَلَا يَعْصِينَكَ فِي مَعْرُوفٍ
فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman
untuk mengadakan janji setia, bahawa mereka tiada akan menyekutukan Allah,
tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak
akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak
akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka
dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah maha
Pengampun lagi Maha Penyayang,” (al-Mumtahanah: 12).
Dalil dari Hadis Rasulullah saw:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah saw.
bersabda, “Tiga jenis orang yang Allah tidak mengajak berbicara pada hari
kiamat, tidak mensucikan mereka, tidak melihat kepada mereka, dan bagi mereka
adzab yang pedih: Orang yang berzina, penguasa yang pendusta, dan orang miskin
yang sombong,” (HR Muslim [107]).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahwasanya Rauslullah saw.
bersabda, “Tidaklah berzina seorang pezina saat berzina sedang ia dalam keadaan
mukmin,”
Masih diriwayatkan darinya dari Nabi saw. beliau bersabda, “Jika
seorang hamba berzina maka keluarlah darinya keimanan dan jadilah ia seperti
awan mendung. Jika ia meninggalkan zina maka kembalilah keimanan itu
kepadanya,” (Shahih, HR Abu Dawud [4690]).
Diriwayatkan dari al-Miqdad bin al-Aswad r.a, ia berkata,
Rasulullah saw. bersabda kepada para sahabatnya, “Bagaimana pandangan kalian
tentang zina?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya telah mengharamkannya maka
ia haram sampai hari kiamat.” Beliau bersabda, “Sekiranya seorang lelaki
berzina dengan sepuluh orang wanita itu lebih ringan daripada ia berzina dengan
isteri tetangganya,” (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [103]).
Kandungan Dalil tentang Zina
Dari dalil-dalil tersebut, kita dapat mengambil beberapa kesimpulan
tentang larangan zina dalam islam. Kesimpulan yang dapat kita ambil diantaranya
adalah:
1. Kerasnya pengharaman
zina. Zina adalah seburuk-buruk jalan perbuatan. Terkumpul padanya seluruh
bentuk kerosaka kurangnya agama, tidak adanya wara’, rosaknya maruah
(kehormatan) dan tipisnya rasa cemburu. Hingga engkau tidak akan menjumpai
seorang pezina itu memiliki sifat wara’, menepati perjanjian, benar dalam
ucapan, menjaga persahabatan, dan memiliki kecemburuan yang sempurna kepada
keluarganya. Yang ada tipu daya, kedustaan, khianat, tidak memiliki rasa malu,
tidak muraqabah, tidak menjauhi perkara haram, dan telah hilang kecemburuan
dalam hatinya dari cabang-cabang dan perkara-perkara yang memperbaikinya.
(lihat Raudhatul Muhibbin [360]).
2. Ancaman yang keras
terhadap pelaku zina. Dan hukuman bagi pezina dikhususkan dengan beberapa
perkara:
a. Kerasnya hukuman
b. Diumumkannya hukuman
c. Larangan menaruh rasa
kasihan kepada pezina
3. Hukuman bagi pezina
yang belum menikah adalah disebat seratus kali dan diasingkan selama satu
tahun. Dan hukuman bagi pelaku zina yang telah menikah adalah direjam sampai
mati. Rasulullah saw. telah merejam sebanyak enam orang di antaranya adalah
Mu’iz, wanita al-Ghamidiyah dan lain-lain.
4. Adapun berzina dengan
wanita yang masih mahram mewajibkan hukuman yang sangat keras, yakni dibunuh.
Ibnul Qayyim berkata dalam Raudhatul Muhibbin (374), “Adapun jika
perbuatan keji itu dilakukan dengan orang yang masih memiliki hubungan
kekeluargaan dari para mahramnya, itu adalah perbuatan yang membinasakan. Dan
wajib dibunuh pelakunya bagaimanapun keadaannya. Ini adalah pendapat Imam Ahmad
dan yang lainnya.”
5. Zina ada beberapa
cabang, seperti zina mata, zina lisan, dan zina anggota badan. Disebutkan dalam
hadits Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw. bersabda, “Allah telah menetapkan atas
setiap Bani Adam bagiannya dari zina yang tidak boleh tidak pasti ia
mendapatinya. Zina mata adalah melihat, zina lisan adalah berbicara, hati
berangan-angan serta bernafsu dan kemaluan membenarkan atau mendustakannya.”
Marilah kita selalu berlindung kepada Allah SWT dan memohon
pertolongan dan bimbingan-Nya agar dapat terhindar dari semua perbuatan yang
menjurus kepada kemaksiatan.
No comments:
Post a Comment