NAMA: MOHAMAD
ZIYAD BIN MOHAMAD YUDEN
NO.MATRIK:14021091
NO.SIRI: 098
Para pembaca
yang budiman, perlu untuk kita ketahui bersama bahwa pada dasarnya jiwa manusia
itu menyukai hal-hal yang buruk, iaitu hal-hal yang menyelisihi perintah Allah.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh
kepada keburukan.” (QS. Yusuf: 53). Jika demikian keadaannya, tentunya
kebenaran adalah sesuatu yang teramat berat bagi jiwa manusia.
Segala puji
bagi Allah yang telah mengutus Nabi-Nya dengan membawa agama yang penuh dengan
kemudahan. Dan ini merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya.
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan tidaklah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya’: 107).
Keberhasilan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam menyampaikan
kebenaran kepada manusia pastilah mempunyai rahasia yang agung dan patut kita
pelajari.
Dakwah
Memerlukan Kelembutan
Kebenaran yang pada
asalnya susah untuk diterima oleh hati, ketika disampaikan dengan cara yang
buruk, cara yang kasar, tentunya justru akan membuat orang semakin lari dari
kebenaran. Oleh karena itulah, dakwah pada dasarnya harus disampaikan dengan
cara lemah lembut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya tidaklah kelemahlembutan itu ada pada sesuatu melainkan akan
menghiasinya. Dan tidaklah kelemah-lembutan itu tercabut dari sesuatu kecuali
akan membuatnya menjadi jelek.” (HR. Muslim)
Allah Ta’ala
berfirman yang artinya, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan mauidzoh hasanah (pelajaran yang baik) dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)
Faedah Berlemah
Lembut di Dalam Dakwah
Para pembaca
yang budiman, lemah lembut di dalam berdakwah mempunyai banyak sekali faidah.
Salah satu di antaranya adalah dapat menyadarkan orang-orang yang telah
terjerumus dalam perbuatan dosa dan maksiat. Allah berfirman yang artinya, “Dan
tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan dia ada permusuhan,
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Al-Fushshilat: 34)
Contoh Sikap
Lemah Lembut Rasulullah di Dalam Berdakwah
Para pembaca
yang budiman, Rasulullah SAW adalah sosok teladan bagi kita dalam hal akhlaq
dan perilaku. Alangkah indahnya kisah beliau ketika menasihati seseorang yang
hendak berbuat kemaksiatan. Kisah ini dituturkan oleh sahabat beliau, Abu
Umamah. Beliau bercerita, “Sesungguhnya ada seorang pemuda datang kepada
Rasulullah lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, izinkanlah aku untuk berbuat zina’.
Lalu ada sekelompok orang yang mendatangi dan menegurnya, ‘Diam… Diam…!!’ Lalu
beliau bersabda (kepada para sahabat beliau), ‘Dekatkan ia kepadaku.’ Lalu ia
pun mendekati beliau. Setelah ia duduk, beliau bertanya, ‘Apakah kamu senang
apabila ada orang menzinai ibumu?’ Ia menjawab, ‘Tidak, Demi Allah. Semoga
Allah menjadikan aku tebusan bagimu’. Beliau bersabda, ‘Manusia pun tidak
senang apabila ada orang menzinai ibunya’. Beliau bertanya lagi, ‘Apakah kamu
senang apabila ada orang menzinai putrimu?’ Ia menjawab, ‘Tidak, Demi Allah.
Semoga Allah menjadikan aku tebusan bagimu’. Beliau bersabda, ‘Manusia pun
tidak senang apabila ada orang menzinai putrinya’. Beliau bertanya lagi,
‘Apakah kamu senang apabila ada orang menzinai saudarimu?’ Ia menjawab, ‘Tidak,
Demi Allah. Semoga Allah menjadikan aku tebusan bagimu’. Beliau bersabda,
‘Manusia pun tidak senang apabila ada orang menzinai saudarinya…’ Lalu beliau
meletakkan tangannya kepada pemuda tadi sambil berdoa, ‘Ya Allah, ampunilah
dosanya, sucikanlah hatinya dan jagalah kemaluannya’. Setelah peristiwa itu,
pemuda tadi tidak berfikir untuk berbuat zina lagi’. (HR. Ahmad, Sohih)
Catatan Penting
Para
pembaca yang budiman, yang patut kita perhatikan adalah hendaklah bagi orang
yang berdakwah meluruskan niat untuk ikhlas karena Allah Ta’ala semata. Yaitu
dengan mengharap pahala dari Allah dan bermaksud untuk menghilangkan kebodohan
dari orang lain, serta agar mereka taat kepada Allah Ta’ala. Tidaklah dakwah
kita itu bertujuan agar orang lain masuk ke organisasi kita dan tidak ke
organisasi yang lain, masuk ke partai tertentu dan tidak ke partai yan lain
ataupun tujuan duniawi lainnya. Apabila kita sudah berusaha di dalam berdakwah,
ikhlas kepada Allah semata namun orang yang kita dakwahi belum atau tidak
menerima dakwah kita, janganlah terburu-buru untuk memvonis bahwa orang yang
kita dakwahi tersebut telah menolak kebenaran. Namun hendaknya kita selalu
instrospeksi diri. Mungkin cara kita salah atau mungkin kita tidak sanggup untuk
menjelaskannya dengan gamblang atau mungkin faktor-faktor yang lain. Akhirnya,
semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua dan kita juga berdoa kepada
Allah agar berkenan untuk memperbaiki keadaan kaum muslimin serta membukakan
hati-hati mereka untuk memerima kebenaran.
No comments:
Post a Comment