Nama : Muhammad Fahmi Bin Mat Isa
Nom. matrik : 14021098
Nom. Siri : 109
Artikel : 5
Pada
masa remaja, terdapat banyak hal baru yang terjadi, dan biasanya lebih bersifat
menggairahkan, karena hal baru yang mereka alami merupakan tanda-tanda menuju
kedewasaan. Dari masalah yang timbul akibat pergaulan, keingin tahuan tentang
asmara dan seks, hingga masalah-masalah yang bergesekan dengan hukum dan
tatanan sosial yang berlaku di sekitar remaja.Hal-hal yang terakhir ini
biasanya terjadi karena banyak faktor, tetapi berdasarkan penelitian, jumlah
yang terbesar adalah karena "tingginya" rasa solidaritas antar teman,
pengakuan kelompok, atau ajang penunjukkan identitas diri. Masalah akan timbul
pada saat remaja salah memilih arah dalam berkelompok.
Banyak
ahli psikologi yang menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh
masalah, penuh gejolak, penuh risiko (secara psikologis), over energi, dan lain
sebagainya, yang disebabkan oleh aktifnya hormon-hormon tertentu. Tetapi statement
yang timbul akibat pernyataan yang stereotype dengan pernyataan diatas, membuat
remaja pun merasa bahwa apa yang terjadi, apa yang mereka lakukan adalah suatu
hal yang biasa dan wajar.Minat untuk berkelompok menjadi bagian dari proses
tumbuh kembang yang remaja alami. Yang dimaksud di sini bukan sekadar kelompok
biasa, melainkan sebuah kelompok yang memiliki kekhasan orientasi, nilai-nilai,
norma, dan kesepakatan yang secara khusus hanya berlaku dalam kelompok
tersebut. Atau yang biasa disebut geng. Biasanya kelompok semacam ini memiliki
usia sebaya atau bisa juga disebut peer group.Demi kawan yang menjadi anggota
kelompok ini, remaja bisa melakukan dan mengorbankan apa pun, dengan satu
tujuan, Solidaritas. Geng, menjadi suatu wadah yang luar biasa apabila bisa
mengarah terhadap hal yang positif.
Tetapi
terkadang solidaritas menjadi hal yang bersifat semu, buta dan destruktif, yang
pada akhirnya merusak arti dari solidaritas itu sendiri.Demi alasan
solidaritas, sebuah geng sering kali memberikan tantangan atau tekanan-tekanan
kepada anggota kelompoknya (peer pressure) yang terkadang berlawanan dengan
hukum atau tatanan sosial yang ada. Tekanan itu bisa saja berupa paksaan untuk
menggunakan narkoba, mencium pacar, melakukan hubungan seks, melakukan
penodongan, bolos sekolah, tawuran, merokok, corat-coret tembok, dan masih
banyak lagi.Secara individual, remaja sering merasa tidak nyaman dalam
melakukan apa yang dituntutkan pada dirinya. Namun, karena besarnya tekanan
atau besarnya keinginan untuk diakui, ketidak berdayaan untuk meninggalkan
kelompok, dan ketidak mampuan untuk mengatakan "tidak", membuat
segala tuntutan yang diberikan kelompok secara terpaksa dilakukan.
Lama kelamaan prilaku ini menjadi kebiasaan, dan melekat sebagai suatu karakter
yang diwujudkan dalam berbagai prilaku negatif.Kelompok atau teman sebaya
memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menentukan arah hidup remaja. Jika
remaja berada dalam lingkungan pergaulan yang penuh dengan "energi
negatif" seperti yang terurai di atas, segala bentuk sikap, perilaku, dan
tujuan hidup remaja menjadi negatif. Sebaliknya, jika remaja berada dalam
lingkungan pergaulan yang selalu menyebarkan "energi positif", yaitu
sebuah kelompok yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan peluang untuk
mengaktualisasikan diri secara positif kepada semua anggotanya, remaja juga
akan memiliki sikap yang positif. Prinsipnya, perilaku kelompok itu bersifat
menular.Motivasi dalam kelompok (peer motivation) adalah salah satu contoh
energi yang memiliki kekuatan luar biasa, yang cenderung melatarbelakangi apa
pun yang remaja lakukan.
Dalam konteks motivasi yang positif,
seandainya ini menjadi sebuah budaya dalam geng, barangkali tidak akan ada lagi
kata-kata "kenakalan remaja" yang dialamatkan kepada remaja. Lembaga
pemasyarakatan juga tidak akan lagi dipenuhi oleh penghuni berusia produktif,
dan di negeri tercinta ini akan semakin banyak orang sukses berusia muda.
Remaja juga tidak perlu lagi merasakan peer pressure, yang bisa membuat mereka
stres.Secara teori diatas, remaja akan menjadi pribadi yang diinginkan
masyarakat.
Tetapi
tentu saja hal ini tidak dapat hanya dibebankan pada kelompok ataupun geng yang
dimiliki remaja. Karena remaja merupakan individu yang bebas dan masing-masing
tentu memiliki keunikan karakter bawaan dari keluarga. Banyak faktor yang juga
dapat memicu hal buruk terjadi pada remaja.Seperti yang telah diuraikan diatas,
kelompok remaja merupakan sekelompok remaja dengan nilai, keinginan dan nasib
yang sama. Contoh, banyak sorotan yang dilakukan publik terhadap kelompok
remaja yang merupakan kumpulan anak dari keluarga broken home.
Kekerasan yang telah mereka alami sejak masa kecil, trauma mendalam dari
perpecahan keluarga, akan kembali menjadi pencetus kenakalan dan kebrutalan
remaja.Tetapi, masa remaja memang merupakan masa dimana seseorang belajar
bersosialisasi dengan sebayanya secara lebih mendalam dan dengan itu pula
mereka mendapatkan jati diri dari apa yang mereka inginkan.Hingga, terlepas
dari itu semua, remaja merupakan masa yang indah dalam hidup manusia, dan dalam
masa yang akan datang, akan menjadikan masa remaja merupakan tempat untuk
memacu landasan dalam menggapai kedewasaan.
No comments:
Post a Comment