Abdul Aziz (115)
Allah banyak menyebutkan
nama-nama makhluk Nya dalam Al-Qur’an. Termasuk nama-nama binatang, bukan hanya
sekedar nama tetapi jika dimaknai maka akan memberikan hikmah dan pelajaran
yang mendalam bagi umat beriman.
Sahabatku, benar sekali bahwa tak ada ciptaan tanpa kegunaan dan visi
misi didunia. Termasuk keberadaan binatang-binatang ciptaan Allah Swt.
إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۖ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا ۚ وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau
yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin
bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir
mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?”. Dengan
perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula)
banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah
kecuali orang-orang yang fasik” (QS.2 :26)
Tak ada kesia-siaan dalam penciptaan makhluk. Di dunia binatang, tak
hanya sebagai pelengkap rantai makanan saja tetapi perilaku-perilakunya
memberikan hikmah pelajaran luar biasa. Jika kita mau mengambil dan menggunakan
akal kita.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ .الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ
قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ
فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali
‘Imran, 3:190-191)
Baiklah marilah kita perhatikan 3 jenis binatang ciptaan Allah yang
sering disebut di Al-Qur’an, yakni : semut, laba-laba, dan lebah. Secara umum,
mereka termasuk makhluk mungil dan tak bisa terbang. Coba cermati keterangan
berikut ini :
SEMUT
Termasuk haiwan yang paling tua didunia. Tahukah sahabat, bahwa semut termasuk yang paling rajin menumpuk-numpuk makanan. Ia menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk mengumpulkan makanan, sedikit demi sedikit tanpa pernah cuti. Semut cenderung menghimpun makanan untuk persediaan bertahun-tahun, meskipun ia tau usianya sendiri tidak lebih dari satu tahun.
Termasuk haiwan yang paling tua didunia. Tahukah sahabat, bahwa semut termasuk yang paling rajin menumpuk-numpuk makanan. Ia menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk mengumpulkan makanan, sedikit demi sedikit tanpa pernah cuti. Semut cenderung menghimpun makanan untuk persediaan bertahun-tahun, meskipun ia tau usianya sendiri tidak lebih dari satu tahun.
Ketamakannya juga
luar biasa, sehingga sering kita lihat semut berusaha memikul sesuatu yang jauh
lebih besar dari badannya, lebih konyol lagi sesuatu itu (mungkin)
sebenarnya tidak berguna baginya. Mereka tak dapat hidup sendiri-sendiri,
mereka menerapkan kedisiplinan dalam koloninya sehingga tak ada istilah libur
bagi mereka.
Manusia mana yang berbudaya semut?
Mereka adalah yang senang sekali menumpuk sesuatu yang (mungkin) tidak pernah dinikmatinya.Ia menggali ilmu (dengan sangat banyak) tapi tidak mengolahnya lebih lanjut sehingga jiwanya tetap saja kering dan tak memberikan menfaat ke lingkungan sekitar.
Mereka adalah yang senang sekali menumpuk sesuatu yang (mungkin) tidak pernah dinikmatinya.Ia menggali ilmu (dengan sangat banyak) tapi tidak mengolahnya lebih lanjut sehingga jiwanya tetap saja kering dan tak memberikan menfaat ke lingkungan sekitar.
Ia menumpuk-numpuk harta tanpa mengerti makna harta itu sendiri, ia
terus merasa fakir. Ia bekerja terus menerus sampai larut malam seperti tidak
pernah letih dan lupa menikmati hasil dari pekerjaan tsb. Apalagi untuk
bersyukur kepada Allah, seolah tidak ada waktu baginya. Aji mumpung adalah
andalan ilmunya, padahal itu hanyalah pancingan syetan agar tak henti mengejar
dunia.
LABA-LABA
Lain lagi laba-laba, binatang ini berpolah menakutkan. Sarangnya meskipun lemah, jelas bukan tempat yang aman bagi makhluk lain. Apapun yang terjaring disana pasti akan disergapnya tanpa belas kasihan, cara ia membunuh mangsanya pun cukup mengerikan.
Lain lagi laba-laba, binatang ini berpolah menakutkan. Sarangnya meskipun lemah, jelas bukan tempat yang aman bagi makhluk lain. Apapun yang terjaring disana pasti akan disergapnya tanpa belas kasihan, cara ia membunuh mangsanya pun cukup mengerikan.
Bukan itu saja, kalau kita perhatikan lebih cermat, jantannya (spiderman) pun
seringkali dimangsa oleh spiderwomen. Luar biasa memang laba-laba
ini. Bahkan, konon telurnya yang menetas selalu saling berdesakan hingga saling
memusnahkan sesamanya.
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ
دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ
أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ ۖ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah
adalah seperti laba-laba (labah-labah) yang membuat rumah. Dan sesungguhnya
rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba (labah-labah) kalau mereka
mengetahui”. (QS. Al’ankabuut: 41)
Dinamai “Al’Ankabuut” berhubung terdapatnya perkataan Al’Ankabuut yang
berarti “laba-laba” (labah-labah) pada ayat 41 surat ini. Dimana Allah
mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang
percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat
menjerat mangsanya. Padahal sebenarnya itu bentuk yang lemah, kalau dihembus
angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur tak
kuat menahan.
Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan
sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu.
Padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka
dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum
Ibrahim, kaum Luth, kaum Syua’ib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi
azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu
menghindarkan dan melindungi mereka.
Manusia mana yang berbudaya Laba-laba?
Dia tidak pernah berpikir apa, dimana, dan kapan ia makan, tapi yang mereka pikirkan adalah siapa hari ini yang akan mereka makan.
Dia tidak pernah berpikir apa, dimana, dan kapan ia makan, tapi yang mereka pikirkan adalah siapa hari ini yang akan mereka makan.
Keperluannya tidak hanya makan, tapi lebih kerana kenikmatan membunuh
dan menyiksa mangsanya.
Manusia seperti ini tidak pernah mengenal ertinya kawan, balas budi dan
belas kasihan, semuanya dilandaskan kepada kepentingan dirinya.Menikam kawan
seiring adalah tradisi nya, seperti membunuh jantannya.
Menangguk di air keruh adalah keahliannya, raja adalah gelarnya, intrik dan fitnah adalah
atributnya. Benar-benar hamba syetan. Prinsipnya hidup adalah sekali, nikmati
sepuas-puasnya, masalah akhirat itu masalah nanti. Semoga kita tidak termasuk
didalamnya…
LEBAH
Sahabatku, binatang ini sangat disiplin dengan pembagian waktu dan kerja yang sangat tertib. Dalam bekerja dia menghasilkan “kebaikan manfaat” dengan tempat kerjanya. Menghasilkan pembuahan pada tanaman, karena memindahkan tepung sari ke putik bunga. Dan berusaha tak merusak apa yang sedang ia kunjungi dalam mengambil sari madunya.
Sahabatku, binatang ini sangat disiplin dengan pembagian waktu dan kerja yang sangat tertib. Dalam bekerja dia menghasilkan “kebaikan manfaat” dengan tempat kerjanya. Menghasilkan pembuahan pada tanaman, karena memindahkan tepung sari ke putik bunga. Dan berusaha tak merusak apa yang sedang ia kunjungi dalam mengambil sari madunya.
Sarangnya dibangun segi-enam yang telah terbukti sangat ekonomis dan
kuat dibandingkan bila segi empat atau lima. Sarangnya selalu terjaga dari
benda-benda yang tidak berguna. Makanannya pun terpilih dari sari bunga yang
kemudian diolah menjadi madu dan lilin yang sangat bermanfaat bagi manusia.
Lebah tidak pernah
mengganggu, sengatnya dikeluarkan hanya dalam keadaan darurat saja, karena ia
tahu setelah ia mengeluarkan sengat ia pun terancam akan mati. Bahkan sekarang
sengatnya pun juga berguna bagi penyembuhan penyakit-penyakit tertentu. Dan
uniknya dia suka tinggal di tempat-tempat yang gampang terlihat. Kebersamaannya
sangat kuat, sekali terganggu bisa jadi akan muncul persatuan untuk membalasnya
Manusia yang berbudaya lebah :
Pastinya tidak suka mengganggu, apalagi merosak. Tidak makan kecuali yang baik,tidak berbuat kecuali yang menghasilkan. Tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat. Tidak berkorban kecuali untuk kepentingan orang lain, tidak penakut kecuali untuk kebenaran. Tidak menyengat kecuali untuk memberi pelajaran bagi orang zalim. Dan rela mati demi membela agama Allah Swt. Dan memilih hidup dilingkungan-lingkungan yang terjaga.
Pastinya tidak suka mengganggu, apalagi merosak. Tidak makan kecuali yang baik,tidak berbuat kecuali yang menghasilkan. Tidak menghasilkan kecuali yang bermanfaat. Tidak berkorban kecuali untuk kepentingan orang lain, tidak penakut kecuali untuk kebenaran. Tidak menyengat kecuali untuk memberi pelajaran bagi orang zalim. Dan rela mati demi membela agama Allah Swt. Dan memilih hidup dilingkungan-lingkungan yang terjaga.
Lebih detail tentang akhlak yang dapat diteladani dari Lebah ini adalah
:
- Lebah mengisap sari pati bunga. Maksudnya memakan makanan yang
baik2, yang halal;
- Lebah keluarkan madu. Maksudnya, Bicara selalu yang baik-baik,
bukan cacian, celaan, atau sumpah serapah.
- Hinggap dimana saja tidak merusak tangkai bunga. Maksudnya,
keberadaan seorang muslim dimana saja sebagai rachmatan lil alamin. Tetapi
jika da pengusik agama, maka pengusiknya akan dikejar sampai kemanapun
agar pelaku bertobat.
Rasulullah SAW pernah beramanat bahwa seorang mukmin itu hendaklah
seperti lebah, terpelihara dari barang haram, mendatangkan manfaat bagi orang
lain, terorganisir dengan baik, berani dan siap berjihad melawan maksiat dan
musuh-musuh Allah Swt.
Namun realita sekarang, manusia seolah lebih suka berkiblat kapada semut
dan laba-laba, ketimbang mencontoh lebah. Memang menjadi minoritas yang
berkualitas itu tidak mudah.
Rasulullah SAW mengingatkan “Sabar dari menahan nafsu itu berat, tapi
menahan siksaan neraka jauh lebih berat dari pada menahan nafsu”.
Firman Allah Swt
وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ
أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
﴿٦٨﴾ ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا ۚ
يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ
ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di
bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”.
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”
(qs.An-Nahl: 68-69)
Surat tersebut dinamakan “An-Nahl” yang berarti “lebah” karena di
dalamnya terdapat firman Allah Swt ayat 68 yang artinya: “Dan Tuhanmu
mewahyukan kepada lebah”. Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi
manfaat kepada sesama. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah
dengan akhlak yang dicelup dengan Al-Qur’anul Karim.
Madu berasal dari bermacam-macam sari bunga dan dia menjadi obat bagi
bermacam-macam penyakit manusia. Sedang al-Qur’an pun juga mengandung inti sari
dari kitab-kitab yang telah diturunkan kepada Nabi-nabi zaman sebelumnya
kemudian disempurnakan dengan ajaran-ajaran yang diperlukan oleh semua bangsa
sepanjang masa untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Akhirnya, marilah selalau berdoa untuk bisa menjadi manusia terbaik
versi pandangan Allah. Manusia yang bermanfaat bukan hanya untuk dirinya
sendiri. Jangan sampai fatal, yakni malah merendahkan diri lebih diri dari
binatang.
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً
مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ, ةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيْهِ فِي
الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
“Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai
kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada
hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan
niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).
Saudaraku agar kita benar-benar mendapatkan manfaat yang kita berikan
kepada orang lain, kita harus ikhlas, karena ikhlas adalah salah satu kunci
diterimanya amalan kita.
No comments:
Post a Comment